Wednesday, September 16, 2009
These Got Me Droolin
Jimmy Choo
Raf Simons for Fred Perry
and this, well i bet y'all know what is this!
here are my wishlist for my 22nd birthday!
Tuesday, September 8, 2009
Monday, September 7, 2009
Saturday, September 5, 2009
Wednesday, September 2, 2009
Tuesday, September 1, 2009
Dear Governor,
Ok, I can't stand it anymore.
This has been my concern since a very long time ago.
Hampir setiap hari, gw denger orang komplain soal macet.
If you have a Twitter account, you know exactly what I'm talking about.
It's getting worse and worse each day.
Bahkan seorang pengamat tata kota pernah meramalkan, kalau kemacetan di Jakarta ini enggak segera ditanggulangi, by 2012, macetnya bisa sampai di depan rumah.
Ngeri enggak? Baru keluar pager rumah udah macet. That might sound so extreme, but hey that could happen seeing the condition that we are having now.
And I personally have experienced it!
Gw pernah terjebak di dalam taksi selama 2 jam, yang harusnya perjalanan bisa ditempuh selama 40 menit, dan macetnya beneran sampe di jalanan masuk ke area rumah gw.
I know, mungkin gw enggak punya background ilmu soal tata kota or infrastruktur kota.
But this is my opinion yang mungkin bisa dijadiin jalan keluar, if ever one of our governmental people read this note.
1. Public Transportation Yang Memadai
One of the most important keys untuk bisa nanggulangin macet adalah dengan pemerintah menyediakan transportasi umum yang memadai. Memadain includes, aman, nyaman, cepat, efektif dan efisien.
The idea of having Trans Jakarta is super cool. Tapi armadanya kurang banget, orang yang mau cepet kadang musti nunggu lama banget, belum desek2an di dalamnya pas jam pergi or pulang kantor. The only corridor yang berfungsi cukup baik cuma arah Blok M-Kota. Sisanya?? Pheefffft.
Bus-bus yang udah enggak layak pakai diganti, sama yang baru. Bener-bener baru, bukannya bus sisa Jepang terus dibeli dan dikirim ke sini. Bus-bus yang ada sekarang mostly kayak kaleng, dengan asap ngepul super item, yang ada nambahin polusi aja.
Seandainya kebutuhan ini bisa dipenuhi, I think, yang namanya macet bisa diatasi. Kenapa selama ini orang jarang banget mau naik public transportation? Lama. Panas. Enggak Aman. Itu yang ada di mindset-nya banyak oang. Orangtua enggak tega ngirim anak mereka keluar dengan angkutan umum, setiap anak dikasih satu mobil. Bisa kebayang kalo satu keluarga anaknya ada lima??
Udah kejadian di beberapa sekolah, mobil-mobil bermerk dengan ukuran besar parkir sampai ke jalanan, bikin macet, cuma untuk jemput satu anak per satu mobil. If only ada fasilitas school bus yang memadai!
Masalah aman, biasanya yang ditakutin adalah copet. Karena di bus biasanya suka desek-desekan. This is silly I think, harusnya orang naik bis itu bayar untuk duduk, bukan berdiri, atau ngegalantung di pintu. Supirnya atau keneknya enggak bisa disalahin, karena penumpangnya juga bloon mau aja disuruh berdiri.
2. Tata Kota
Salah satu penyebab kemacetan adalah tata kota kita yang berantakan. Mana bisa ada plaza dan pusat perbelanjaan di sebuah belokan di Semanggi?? Lalu lintas mobil yang keluar masuk, bentrok sama lalu lintas di jalanan itu.
Salah satu mal besar yang juga memiliki apartemen dan terkenal dengan ring ice skating-nya berdiri di deket salah satu perempatan terbesar di Jakarta, dan dekat dengan pintu tol. Dan sekarang ditambah lagi, di sampingnya sebuah "City" besar-besaran, yang tentunya akan menambah jumlah kendaraan yang lalu lalang di daerah situ secara massive!
Di daerah Kelapa Gading, sebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar dan memiliki apartemen didirikan di pinggir jalan besar yang setiap harinya memang dilalui banyak banget kendaraan. Enggak usah ada mal itu juga udah macet.
Anehnya pihak tata kota segitu gampangnya ngasih izin ke bos-bos developer untuk sembarangan bangun ini itu di berbagai tempat. If only people could be less self-centered. Enggak mikirin duit dan kenyamanan sendiri, tapi juga mikirin banyak orang.
Itu baru dua faktor. Belum lagi masalah sentralisasi, soal mindset bahwa di Jakarta semua orang bisa cari duit. Akibatnya tiap tahun, angka penduduk Jakarta tambah banyak, semakin banyak orangnya, kebutuhan terhadap transportasi dan penggunaan kendaraan semakin tinggi, maka semakin macetlah kota kita.
Hmmm..
I dunno how to close this note.
I think people should start give a care about this problem.This is our city, so this is our problem.
And our problem harusnya diselesaikan sama mereka yang ngakunya mewakili aspirasi kita dan duduk di bangku pemerintahan.
This has been my concern since a very long time ago.
Hampir setiap hari, gw denger orang komplain soal macet.
If you have a Twitter account, you know exactly what I'm talking about.
It's getting worse and worse each day.
Bahkan seorang pengamat tata kota pernah meramalkan, kalau kemacetan di Jakarta ini enggak segera ditanggulangi, by 2012, macetnya bisa sampai di depan rumah.
Ngeri enggak? Baru keluar pager rumah udah macet. That might sound so extreme, but hey that could happen seeing the condition that we are having now.
And I personally have experienced it!
Gw pernah terjebak di dalam taksi selama 2 jam, yang harusnya perjalanan bisa ditempuh selama 40 menit, dan macetnya beneran sampe di jalanan masuk ke area rumah gw.
I know, mungkin gw enggak punya background ilmu soal tata kota or infrastruktur kota.
But this is my opinion yang mungkin bisa dijadiin jalan keluar, if ever one of our governmental people read this note.
1. Public Transportation Yang Memadai
One of the most important keys untuk bisa nanggulangin macet adalah dengan pemerintah menyediakan transportasi umum yang memadai. Memadain includes, aman, nyaman, cepat, efektif dan efisien.
The idea of having Trans Jakarta is super cool. Tapi armadanya kurang banget, orang yang mau cepet kadang musti nunggu lama banget, belum desek2an di dalamnya pas jam pergi or pulang kantor. The only corridor yang berfungsi cukup baik cuma arah Blok M-Kota. Sisanya?? Pheefffft.
Bus-bus yang udah enggak layak pakai diganti, sama yang baru. Bener-bener baru, bukannya bus sisa Jepang terus dibeli dan dikirim ke sini. Bus-bus yang ada sekarang mostly kayak kaleng, dengan asap ngepul super item, yang ada nambahin polusi aja.
Seandainya kebutuhan ini bisa dipenuhi, I think, yang namanya macet bisa diatasi. Kenapa selama ini orang jarang banget mau naik public transportation? Lama. Panas. Enggak Aman. Itu yang ada di mindset-nya banyak oang. Orangtua enggak tega ngirim anak mereka keluar dengan angkutan umum, setiap anak dikasih satu mobil. Bisa kebayang kalo satu keluarga anaknya ada lima??
Udah kejadian di beberapa sekolah, mobil-mobil bermerk dengan ukuran besar parkir sampai ke jalanan, bikin macet, cuma untuk jemput satu anak per satu mobil. If only ada fasilitas school bus yang memadai!
Masalah aman, biasanya yang ditakutin adalah copet. Karena di bus biasanya suka desek-desekan. This is silly I think, harusnya orang naik bis itu bayar untuk duduk, bukan berdiri, atau ngegalantung di pintu. Supirnya atau keneknya enggak bisa disalahin, karena penumpangnya juga bloon mau aja disuruh berdiri.
2. Tata Kota
Salah satu penyebab kemacetan adalah tata kota kita yang berantakan. Mana bisa ada plaza dan pusat perbelanjaan di sebuah belokan di Semanggi?? Lalu lintas mobil yang keluar masuk, bentrok sama lalu lintas di jalanan itu.
Salah satu mal besar yang juga memiliki apartemen dan terkenal dengan ring ice skating-nya berdiri di deket salah satu perempatan terbesar di Jakarta, dan dekat dengan pintu tol. Dan sekarang ditambah lagi, di sampingnya sebuah "City" besar-besaran, yang tentunya akan menambah jumlah kendaraan yang lalu lalang di daerah situ secara massive!
Di daerah Kelapa Gading, sebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar dan memiliki apartemen didirikan di pinggir jalan besar yang setiap harinya memang dilalui banyak banget kendaraan. Enggak usah ada mal itu juga udah macet.
Anehnya pihak tata kota segitu gampangnya ngasih izin ke bos-bos developer untuk sembarangan bangun ini itu di berbagai tempat. If only people could be less self-centered. Enggak mikirin duit dan kenyamanan sendiri, tapi juga mikirin banyak orang.
Itu baru dua faktor. Belum lagi masalah sentralisasi, soal mindset bahwa di Jakarta semua orang bisa cari duit. Akibatnya tiap tahun, angka penduduk Jakarta tambah banyak, semakin banyak orangnya, kebutuhan terhadap transportasi dan penggunaan kendaraan semakin tinggi, maka semakin macetlah kota kita.
Hmmm..
I dunno how to close this note.
I think people should start give a care about this problem.This is our city, so this is our problem.
And our problem harusnya diselesaikan sama mereka yang ngakunya mewakili aspirasi kita dan duduk di bangku pemerintahan.
Subscribe to:
Posts (Atom)